
Medan, 7 November 2025 — Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan kembali menunjukkan komitmennya dalam memperluas jejaring kerja sama kelembagaan dengan melakukan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) bersama Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Binjai. Kerja sama ini bertujuan memperkuat pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Acara penandatanganan MoA tersebut dihadiri oleh Plt. Direktur Pascasarjana UINSU, Prof. Dr. Nurussakinah Daulay, M.Psi, beserta Dr. Muhammad Riduan Harahap, M.Pd yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan pengabdian masyarakat di lingkungan Lapas Kelas IIA Binjai, Dr. Yusnaili Budianti, M.Ag selaku ketua program studi S2 Pendidikan Islam. Dari pihak Lapas, hadir langsung Kepala Lapas Kelas IIA Binjai, Bapak Wawan Irawan, dan Dr. H. Adi Sucipton yang menyambut hangat kolaborasi akademik ini.
Dalam sambutannya, Bapak Wawan Irawan menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas inisiatif Pascasarjana UINSU yang membuka ruang kerja sama dengan lembaga pemasyarakatan.
“Kami merasa terhormat dan berterima kasih atas kehadiran Pascasarjana UINSU Medan di Lapas Kelas IIA Binjai. Kerja sama ini bukan sekadar seremonial, tetapi langkah nyata dalam membangun sinergi antara dunia pendidikan dan lembaga pemasyarakatan. Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat nyata bagi warga binaan, terutama dalam membentuk karakter, meningkatkan kepercayaan diri, dan menumbuhkan semangat untuk memperbaiki diri,” ujar Wawan Irawan.
Beliau juga menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan arah pembinaan yang berorientasi pada rehabilitasi, edukasi, dan reintegrasi sosial. Dengan hadirnya akademisi dari Pascasarjana UINSU, diharapkan program pembinaan di Lapas menjadi lebih variatif dan berbasis keilmuan, terutama dalam bidang psikologi, pendidikan, dan spiritualitas.
Sementara itu, Prof. Dr. Nurussakinah Daulay, M.Psi dalam materinya yang berjudul “Membangun Ketenangan Batin dan Kekuatan Mental di Tengah Batas Ruang” menekankan pentingnya kesehatan mental dan spiritual sebagai fondasi pembinaan diri.
“Setiap individu memiliki potensi untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Kehidupan di lembaga pemasyarakatan harus dimaknai sebagai proses refleksi diri dan pembelajaran hidup. Dengan ketenangan batin, penerimaan diri, serta kedekatan spiritual, warga binaan akan mampu menatap masa depan dengan optimisme,” ungkap Prof. Nurussakinah.
Beliau menambahkan bahwa Pascasarjana UINSU berkomitmen untuk menghadirkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan menyentuh semua lapisan masyarakat, termasuk bagi mereka yang tengah menjalani proses pembinaan di Lapas.
Sedangkan Dr. Muhammad Riduan Harahap, M.Pd menyampaikan materi bertema “Menumbuhkan Semangat dan Nilai-Nilai Positif dalam Proses Pembinaan”. Dalam paparannya, beliau mengajak warga binaan untuk membangun semangat baru, mengembangkan pola pikir positif, serta menanamkan disiplin dan tanggung jawab pribadi.
“Setiap kesalahan dapat menjadi pelajaran berharga. Yang terpenting adalah bagaimana seseorang belajar dari masa lalu dan menjadikannya kekuatan untuk memperbaiki diri di masa depan,” jelas Dr. Riduan.
Beliau juga mendorong warga binaan agar terus mengembangkan potensi diri, keterampilan sosial, dan kemampuan adaptasi sebagai bekal untuk kembali berperan aktif di tengah masyarakat.
Melalui penandatanganan MoA ini, Pascasarjana UINSU Medan dan Lapas Kelas IIA Binjai sepakat untuk memperkuat kolaborasi dalam kegiatan pendidikan, penelitian, pelatihan, serta pengabdian masyarakat. Kedua pihak berkomitmen menjalankan kerja sama secara berkelanjutan guna menciptakan pembinaan yang humanis, berbasis keilmuan, dan bernilai spiritual.



